Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa drone tetap berada di udara tanpa pilot yang mengendalikan remote controlnya? Jika Anda mengikuti vlogger perjalanan mana pun, Anda mungkin pernah menyaksikan mereka berhasil menangkap rekaman yang tidak mengharuskan mereka mengendalikan drone. Apa yang membuat tembakan itu mungkin terjadi adalah sesuatu yang disebut “penahan ketinggianKebanyakan penghobi akan mencari fitur ini saat membeli drone karena memudahkan dalam menerbangkan drone.
Seiring dengan kemajuan teknologi drone, kemajuan tersebut telah menciptakan peluang besar bagi pemula untuk menerbangkan drone. Selain itu, drone terbaik memiliki beberapa fitur menarik yang membuat menerbangkan drone menjadi mudah bagi seorang amatir. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Altitude berfungsi untuk drone.
ALTITUDE HOLD DAN FUNGSIONALITASNYA
Demi keselamatan dan kemudahan penerbangan, drone harus stabil di ruang terbuka. Hampir tidak mungkin menerbangkan drone manual tanpa Altitude Hold karena banyak faktor, seperti kondisi cuaca, yang dapat berperan dalam penerbangan tersebut. Saat terbang secara manual, pilot harus memahami cara menavigasi angin dan mengendalikan drone seperti yang dilakukan pilot pesawat.
Saat ini, sebagian besar drone dilengkapi dengan Altitude Hold, dan dalam beberapa kasus, pilot dapat mengaktifkan atau menonaktifkannya. Anda bahkan dapat mengatur Ketinggian maksimum [height] untuk Drone DJI. Jika Anda mengizinkan Altitude Hold, drone akan tetap melayang pada posisinya tanpa Anda mengontrol remotenya. Fitur ini sangat berguna karena pilot dapat mengalihkan fokusnya untuk mendapatkan bidikan yang sempurna tanpa khawatir drone akan mempertahankan Ketinggiannya. Misalnya, seorang vlogger perjalanan dapat merekam video bersepeda tanpa mengkhawatirkan posisi dan stabilitas drone, sehingga membantu untuk fokus pada konten daripada peralatan itu sendiri.
MASALAH PADA FITUR ALTITUDE HOLD
Meskipun Altitude Hold adalah fitur luar biasa pada drone, fitur ini masih memiliki keterbatasan. Pertimbangan utamanya adalah fungsinya tidak 100% sempurna. Misalnya, ketika kondisi cuaca tidak normal, Anda mungkin menemukannya Tahan Ketinggian tidak menjaga drone tetap tinggi. Akibat kegagalan ini, pilot mungkin harus melakukan intervensi secara manual. Berikut ini adalah beberapa masalah umum yang mungkin dihadapi pilot drone saat menggunakan Altitude Hold:
- Kekacauan Saat Terbang Secara Manual: Ketika Ketinggian gagal dipertahankan, kebingungan dapat terjadi ketika pilot yang tidak berpengalaman menerbangkan drone secara manual.
- Masalah Pendaratan: Dengan bantuan Altitude Hold, fungsi Return To Home mungkin tersedia di drone. Fungsi ini memungkinkan pilot untuk mengatur koordinat GPS mereka, dan drone akan kembali ke tempat mereka lepas landas. Namun, drone akan kesulitan memanfaatkan Altitude Hold untuk kembali ke rumah dalam kondisi cuaca ekstrem. Produsen kini melengkapi drone dengan penentuan posisi GPS canggih dan sensor ultrasonik untuk mengatasi masalah ini. Kombinasi kedua hal ini dapat membuat drone lebih stabil dalam kondisi cuaca ekstrem. Misalnya, DJI Mini 2 memiliki ketahanan angin level 5, artinya mampu menahan kecepatan angin 19-24 mil per jam (29-38 kpj).
DRONE MANA YANG MEMILIKI FITUR ALTITUDE-HOLD?
Fitur penahan ketinggian tersedia pada sebagian besar drone yang ada di pasaran saat ini. Jadi apakah Anda memilih DJI atau Batu Suci quadcopter, fitur ini ditambahkan pada drone murah dan mahal.
KESIMPULAN
Teknologi yang digunakan dalam industri penerbangan tradisional terintegrasi ke dalam industri UAV futuristik. Dapat dikatakan bahwa fitur ini telah menyebabkan peningkatan penjualan drone karena membuat menerbangkan drone lebih mudah. Meskipun teknologinya belum sempurna, perbaikan terus dilakukan. Dalam waktu dekat, drone penghobi seperti DJI Mini 2 akan mampu melayang dalam kondisi cuaca ekstrem sambil mempertahankan ketinggian.